Trifosa's Blog: January 2015
Corgi Dog Bark

Saturday, 10 January 2015

Jurnal Perilaku Konsumen

Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Sabun Mandi Lifebuoy

Oleh : Esti Margiyanti Utami & Sri Kusmaryati Universitas Muhammadiyah Purworejo


ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh iklan televisi terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy. Penelitian dilakukan Di Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 210 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling dan purposive sampling. Dengan menggunakan teknik tersebut maka diperoleh sampel sebanyak 131 orang.
Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis regresi menghasilkan persamaan, Y = 4,336 + 0,251X1 +0,342X2 + 0,503X3. Nilai t hitung untuk masing-masing variabel signifikan yang berarti bahwa variabel suasana, dialog dan personal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Lifebuoy. F hitung sebesar 131,143 dan signifikan, yang berarti bahwa variabel suasana, dialog dan personal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Lifebuoy. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,750, yang berarti 75% perubahan Y disebabkan oleh variasi perubahan variabel suasana (X1), dialog (X2), dan personal (X3), sedangkan sisanya sebesar 25% dipengaruhi variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian.

Kata kunci : iklan televisi, perilaku konsumen, pengambilan keputusan pembelian


PENDAHULUAN

Seiring dengan berubahnya pola hidup dan meningkatnya kebutuhan akan barang-barang konsumsi, maka produksi barang-barang konsumsi juga mengalami banyak kemajuan. Persoalan tersebut akhirnya mengakibatkan persaingan super ketat dari produsen, hal ini akan berpengaruh pada pola hidup masyarakat dengan semakin gencarnya informasi yang mereka terima dari suatu produk.
Berbagai upaya promosi dilakukan untuk menarik minat konsumen agar mau membeli produk yang mereka hasilkan. Gencarnya promosi yang dilakukan dapat dilihat dari banyaknya iklan yang dipasang atau disiarkan oleh para pengguna jasa iklan pada berbagai media masa baik cetak maupun elektronik termasuk televisi.
Iklan pada sebuah tayangan televisi merupakan salah satu bentuk promosi, berusaha memberikan informasi kepada konsumen tentang adanya produk tertentu. Keunggulan dan kualitas menjadi ciri suatu iklan untuk mempengaruhi konsumen agar memilihnya serta mendapatkannya.
Dampak dari suatu iklan televisi tergantung bagaimana pesan disampaikan. Variabel-variabel dalam mempelajari iklan televisi digolongkan menjadi tiga, yaitu (Kotler, 1993:291) :
1. Suasana
Suasana adalah latar belakang keadaan yang dapat menggambarkan suatu maksud tertentu didalam suatu iklan.
2. Dialog
Dialog adalah pesan iklan yang disampaikan dalam didalam suatu media yang diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut.
3. Personal
Personal adalah orang-orang yang dapat dipakai dalam menyampaikan pesan iklan. Produsen selalu berupaya mendesain pesan iklan sedemikian rupa agar menarik. Semakin menarik suatu iklan dan semakin dilihat, dibaca, dan didengar maka semakin akrab konsumen dengan produk-produk yang diiklankan, maka dapat diharapkan konsumen untuk memilihnya. Sesuatu yang asing tentunya kurang disukai oleh konsumen.             Penelitian tentang iklan televisi yang sering digunakan produsen untuk memperlancar komunikasi dengan konsumennya dan masyarakat luas sangat menarik. Iklan Sabun Mandi Lifebuoy versi membersihkan tanah longsor akan dijadikan fokus dalam penelitian ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengaruh suasana terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy.
2. Mengetahui pengaruh dialog terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy.
3. Mengetahui pengaruh personal terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy.
4. Mengetahui pengaruh suasana, dialog, dan personal secara bersama-sama terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy.


METODE

Populasi dan Sampel
Penelitian dilakukan Di Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melihat iklan Sabun Mandi Lifebuoy versi membersihkan tanah longsor dan menggunakan Sabun Mandi Lifebuoy tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling dan purposive sampling. Convenience sampling adalah teknik penyebaran kuesioner atas dasar kemudahan menemui responden, agar tidak terjadi duplikasi maka setiap responden diminta untuk mengisi identitas responden. Purposive sampling adalah pengambilan sampel anggota populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan tabel penentuan sampel (Sugiyono, 2004:81). Dengan taraf kesalahan 5%, maka sampel diambil sebanyak 131 responden.

Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (X)

a. Suasana (X1)
Suasana adalah latar belakang keadaan yang dapat menggambarkan suatu maksud tertentu didalam suatu iklan. Suasana meliputi cuplikan kehidupan, gaya hidup, fantasi, dan citra.

b. Dialog (X2)
Dialog adalah pesan iklan yang disampaikan dalam didalam suatu media yang diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Dialog meliputi musikal, keahlian teknik, dan bukti-bukti ilmiah.

c. Personal (X3)
Personal dalah orang-orang yang dapat dipakai dalam menyampaikan pesan iklan. Personal meliputi simbol kepribadian dan bukti-bukti ilmiah.

2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy. Variabel-variabel yang digunakan diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 (sangat tidak setuju – sangat setuju).

Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda.


HASIL PENELITIAN

Responden
Responden diklasifikasikan menurut jenis kelamin, usia dan pekerjaan. Responden terdiri dari perempuan sebanyak 98 orang (74%) dan laki-laki sebanyak 33 orang (26%). Responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 19 orang (14%), usia 20-30 tahun sebanyak 34 orang (26%), dan usia 31-40 tahun sebanyak 67 orang (51%). Jenis pekerjaan responden cukup bervariasi, 51 orang (39%) adalah petani, 25 orang (19%) adalah wiraswasta (dagang), 24 orang (19%) adalah PNS, 17 orang (13%) adalah pegawai swasta, sedangkan sisanya sebanyak 14 orang (10%) adalah mahasiswa.

Analisis Data
Analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh suasana (X1), dialog (X2), dan personal (X3) terhadap pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy (Y). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for windows. Hasil perhitungan menghasilkan persamaan regresi, yaitu :
Y = 4,336 + 0,251X1 + 0,342X2 + 0,503X3

a. Nilai koefisien regresi untuk variabel suasana adalah positif (0,251)
Suasana berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan konsumen membeli Sabun Mandi Lifebuoy, artinya jika variabel suasana dalam iklan Sabun Mandi Lifebuoy baik dan dapat menggambarkan maksud dari penayangan iklan tersebut maka pengambilan keputusan konsumen membeli Sabun Mandi Lifebuoy akan mengalami peningkatan.

b. Nilai koefisien regresi untuk variabel dialog adalah positif (0,342) 
Dialog berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam membeli Sabun Mandi Lifebuoy, artinya jika variabel dialog dalam iklan Sabun Mandi Lifebuoy dapat menarik konsumen dengan penataan musik yang tepat dan menonjolkan keahlian perusahaan dalam membuat produk andalannya maka pengambilan keputusan konsumen membeli Sabun Mandi Lifebuoy akan mengalami peningkatan.

c. Nilai koefisien regresi untuk variabel personal adalah positif (0,503) 
Personal berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan konsumen membeli Sabun Mandi Lifebuoy, artinya jika variabel personal dalam iklan Sabun Mandi Lifebuoy menampilkan orang-orang atau model iklan terpercaya yang diyakini dapat mempengaruhi minat beli konsumen baik itu disebabkan karena sang model iklan yang terkenal ataupun pernyataan yang diungkapkan model iklan agar konsumen tertarik maka pengambilan keputusan konsumen membeli Sabun Mandi Lifebuoy akan mengalami peningkatan.
Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk masing-masing variabel signifikan yang berarti bahwa variabel suasana, dialog dan personal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy. Nilai F hitung adalah sebesar 131,143 dan signifikan, yang berarti bahwa variabel suasana, dialog dan personal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,750, yang berarti 75% perubahan Y disebabkan oleh variasi perubahan variabel suasana (X1), dialog (X2), dan personal (X3), sedangkan sisanya sebesar 25% dipengaruhi variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian.



Daftar Pustaka

Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori Kasus dan Solusi, Yogyakarta: BPFE
Engel, James, 1994, Perilaku Konsumen, Jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara
Kasali, Rhenald, 1993, Manajemen Periklanan dan Aplikasi Di Indonesia, Jakarta: Grafiti
Kotler, Philip, 1993, Manajemen Pemasaran, Jilid II, Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kesebelas, Jakarta: Indeks
Riduan, 2005, Belajar Mudah Penelitian, Bandung: Alfabeta
Sugiono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta
______, 2005, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
Swasta, Basu dan Ibnu Sukotjo, 2000, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta:
Liberty Swasta, Basu dan T. Hani Handoko, 1987, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen, Yogyakarta: Liberty

Komentar :
Jadi, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel iklan televisi (suasana, dialog, dan personal) berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy. Uji F menunjukkan bahwa variabel suasana, dialog, dan personal secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy.

Analisis :
Pertama-tama saya akan membahas mengenai judul dari jurnal tersebut. Dilihat dari bentuk judulnya maka penelitian tersebut merupakan penelitian mengenai korelasi. Karena judul tersebut memilki variabel X dan Y,dimana X adalah variabel dan Y adalah tujuan penelitian.

Judul dari penelitian tersebut memang sangat baik karena membaca judulnya saja kita akan merasa penasaran mengenai isi serta hasil dari penelitian tersebut. Memang pengaruh sebuah iklan akan memiliki peranan besar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu produk sebab sifat iklan adalah mengajak atau mempengaruhi (persuasif).

Kemudian penelitian tersebut menggunakan teori dampak dari suatu iklan televisi tergantung bagaimana pesan yang disampaikan. Variabel-variabel dalam mempelajari iklan televisi digolongkan menjadi tiga, yaitu (Kotler, 1993:291) :

1. Suasana
Suasana adalah latar belakang keadaan yang dapat menggambarkan suatu maksud tertentu didalam suatu iklan.

2. Dialog
Dialog adalah pesan iklan yang disampaikan dalam didalam suatu media yang diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut.

3. Personal
Personal adalah orang-orang yang dapat dipakai dalam menyampaikan pesan iklan.
Hasil penelitian dari ketiga variabel tersebut dan penelitian yang dilakukan Di Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 210 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling dan purposive sampling. Dengan menggunakan teknik tersebut maka diperoleh sampel sebanyak 131 orang yang menunjukkan bahwa variabel iklan televisi (suasana, dialog, dan personal) berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy. Uji F menunjukkan bahwa variabel suasana, dialog, dan personal secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian Sabun Mandi Lifebuoy.

Jadi berdasar penelitian tersebut secara garis besar iklan tersebut mampu mempengaruhi keputusan konsumen karena sifat iklan adalah persuasif kemudian iklan juga alat untuk mengenalkan suatu produk kepada konsumen. Sehingga konsumen mengetahui bahwa adanya produk tersebut dipasaran.


Sumber :
http://nineteners.blogspot.com/2013/10/analisis-jurnal-perilaku-konsumen.html

Monday, 5 January 2015

Bagaimana Perilaku Konsumen Terhadap
Pembelian / Belanja Online


A. Pengertian

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.


B. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

1. Faktor Sosial 
  1. Grup. Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi 
    1. primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja)
    2. secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). 
  2. Pengaruh Keluarga. Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food
  3. Peran and Status. Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan dan organisasi. Sebuah peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang disekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat.


2. Faktor Personal
  1. Keadaaan Ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya dalam produk jam tangan. Jam tangan merk Rolex diposisikan bagi konsumen kelas atas sedangkan jam tangan merk Timex dimaksudkan bagi konsumen kelas menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu.
  2. Gaya Hidup / Pola Hidup. Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.
  3. Personality and Self Concept. Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus-menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi dan agresif. Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut.
  4. Age and Life Cycle Stage. Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis.
  5. PekerjaanPekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Sedangkan pebisnis eksekutif membeli makan siang dari full service restaurant, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat.

3. Faktor Psikologikal
  1. Motivasi adalah kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan Teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri dan pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.
  2. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama.
  3. Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama.
  4. Beliefs and Attitude. Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman. Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide.

4. Faktor Kultural

Faktor kultural teridiri dari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya. Faktor-faktor kultural menjadi penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Kultural berarti mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan.
  1. Subculture. Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah. Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis.
  2. Social Class. Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya.


C. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
  1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.
  2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh diskon harga, atau display produk.
  3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian 


D. Pendekatan Perilaku Konsumen

Pendekatan perilaku konsumen dibagi menjadi dua yaitu :
  1. Teori Kardinal. Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.
  2. Teori Ordinal
    1. Kurva Indiferensi. Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
    2. Kurva Garis Anggaran. Garis Anggaran adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya yang sama besar.
    3. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan. Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas, maka daya beli meningkat, begitu juga sebaliknya.


E. Bagaimana Perilaku Konsumen Terhadap Belanja Online

Di zaman yang serba instan ini, biasanya seseorang menginginkan sesuatu hal didapatkan secara mudah dan dengan cara yang sederhana. Misalnya dalam berbelanja. pembeli tidak perlu lagi datang ke toko dimana produk yang dia inginkan dijual. Pembeli hanya perlu mengakses internet kemudian memilih website sebagai toko online yang menjual produk yang diinginkan. Setelah memilih barang yang diinginkan sesuai dengan spesifikasinya, dia hanya perlu membayarnya dengan kartu kredit atau transfer melalui phone banking dan bisa juga melalui layanan internet banking. Pembeli hanya perlu menunggu sampai barang yang dipesan dikirimkan langsung ke rumah.
Belanja online sebetulnya dalam sejarahnya sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu. Hanya saja saat itu medianya bukan dengan menggunakan layanan internet. Saat itu sudah dikenal dengan memakai televisi dan telepon. Penjual dapat mengiklankan produknya menggunakan televisi dan pembeli dapat membeli barang tersebut secara online melalui sambungan telepon. Caranya hampir sama dengan belanja online dengan layanan internet. Pembeli hanya tinggal menghubungi penjual, kemudian penjual mengirimkan barangnya ke rumah pembeli dan terjadilah transaksi jual beli di rumah pembeli.
Lain lagi jika kita membeli sebuah barang melalui sebuah forum jual beli. Dalam forum jual beli lebih diutamakan kenyamanan masing-masing pihak antara penjual dan pembeli. Misalnya mereka bisa melakukan pembayaran secara COD (Cash On Delivery) atau menggunakan Rekening Bersama. Namun cara seperti COD memang ada kelemahannya. Karena pembeli dan penjual tetap harus mau repot untuk bertemu di sebuah tempat yang dijanjikan. Keuntungannya adalah keduanya bisa sama-sama mengerti tentang barang dan jenis transaksi yang lebih cepat yaitu menggunakan uang tunai.

Ada 4 perilaku konsumen saat belanja online, yaitu :
  1. Menanyakan harga produk. Ini sering kali terjadi, meskipun harga sudah jelas dipajang pada web, harga produk tetap ditanyakan juga.
  2. Melakukan pemesanan namun tidak melakukan pembayaran. Kadang ada juga pembeli yang tertarik & sampai memesan produk. Namun untuk selanjutnya konsumen tersebut tidak melakukan pembayaran produk atau sekedar tertarik iseng. Ini salah satu perilaku  konsumen saat berbelanja online. Mengapa ini bisa terjadi, karena berbelanja online dapat sesuka kita memilih produk dan memesanya tanpa malu untuk selanjutnya membatalkan pemesananya kita tersebut.
  3. Butuh jaminan. Setiap berbelanja online konsumen pasti berhati-hati. Karena memang pada dasarnya berbelanja online adalah belanja dengan sistem kepercayaan. Jika konsumen sudah berani belanja di sebuah toko online, berarti konsumen sudah memberikan kepercayaannya terhadap toko online tersebut. Konsumen butuh jaminan atas produk yang dibelinya tersebut. Sudah terbukti banyak toko online yang memberikan jaminan atas produknya, terjadi tingkat penjualan yang tinggi setelah menerapkan “jaminan uang kembali”. Dan teknik menjamin konsumen seperti ini masih banyak lagi trik dan kata-kata yang digunakan. 
  4. Tidak semua konsumen yang berbelanja online suka diketahui orang lain paket apa yang dikirim padanya. Banyak juga yang mengingiknan dijaga kerahasiaanya. Misalnya saat mendapat konfirmasi konsumen setelah melakukan pembayaran dengan pertanyaan : “Paket dibungkus polos ya mas“, “Nama produk janga ditulis ya mas“,dll.


F. Sumber 

1. http://rifiandhika.wordpress.com/2013/03/21/perilaku-konsumen-jual-beli-online/
2. http://www.kangwahid.com/4-perilaku-konsumen-saat-belanja-online/