Trifosa's Blog: July 2014
Corgi Dog Bark

Monday 21 July 2014

The Beauty of Turkey

Ancient City of Hierapolis and The White Travertines

(Kota Kuno Hierapolis dan Kolam Kalsium Putih)





Pamukkale memiliki arti "Benteng Kapas" dalam Bahasa Turki dan terletak di bagian utara Turki, sekitar 18-19 km dari Provinsi Denizli. Untuk menuju ke sana, dari Bandara Sabiha Gocken para wisatawan dapat naik jasa travel atau bus yang tersedia di bandara menuju tujuan Istanbul Atasher. Dari Istanbul Attasher kita lanjutkan perjalanan menuju Denizli Ottogar. Waktu yang dibutuhkan selama perjalanan cukup jauh dengan bis sekitar 8 jam untuk sampai di Denizli Otoghar. Dari Denizli Otoghar menuju Pamukkale, bisa menggunakan dolmus, ‘angkotnya’ turki, selama kurang lebih 30 menit. Di kaki Lereng Travertines pada kota kecil itu terdapat banyak hotel, toko-toko, dan kantor untuk penjualan tiket masuk. Beberapa kilometer ke utara terdapat Desa Krahayit yang dikelilingi hotel besar dan dipadati oleh banyak bus. Jika menggunakan mobil pribadi, terdapat banyak agen porter yang akan menanyakan keperluan kita terkait hotel, restoran, souvenir, dan sebagainya. Jika membutuhkan bantuan, mereka akan membawakan barang bawaan wisatawan dan melayani permintaan dengan meminta sedikit upah atas jasanya.
Pamukkale terkenal dengan peninggalan sejarah dan juga keindahan alamnya. Nama Pamukkale sendiri berasal dari Bahasa Turki yang artinya "Cotton Castle" atau ‘benteng kapas’. Di tempat ini terdapat dua lokasi wisata utama yakni Hierapolis dan Travertines. Terdapat dua pintu gerbang untuk masuk ke Pamukkale, yakni dari bagian bawah dekat dengan travertines dan bagian atas dekat dengan hierapolis. Pamukkale memiliki pemandangan alam yang mata airnya memiliki serat dari bumi. Pamukkale telah dijadikan kolam air spa sejak Bangsa Romawi membangun  kolam air spa suci hangat tersebut berupa Hierapolis pada saat musim semi. Kolam air spa tersebut dipenuhi dengan banyak marmer yang diambil dari kuil Apollo, Roma.
Pamukkale merupakan taman nasional air terjun di kawasan Lereng Travertine dengan tebing setinggi 20 meter di sepanjang dataran bukit pegunungan Cokelez. Lembah air terjun tersebut memiliki ketinggian sekitar 200 meter di atas dataran Curuksu yang meluas 6 kilometer di sekitar desa Karahayit, Pamukalee. Kolam yang berada di lembah tersebut memiliki keunikan tersendiri, yaitu dengan meluasnya ke arah kompleks utara Alasheir, sekitar 70 kilometer persegi dan barat sepanjang lembah sungai Menderes. Aliran sungai ini memberikan saluran air panas ke desa-desa terdekat dan daerah pertanian selama beberapa tahun lamanya. Batuannya yang lama di daerah lereng tersebut menjadi kristal berupa kurasit dan sekis yang terletak di utara taman batu zaman pliosen.

  
Hierapolis
merupakan kota tua yang berdiri pada Masa Roman Empire dan Byzantine Empire. Dinamakan Hierapolis karena dulunya di sini terdapat Kuil Hiera (salah satu dewa yunani). Hierapolis begitu luas sehingga butuh waktu berjalan selama lebih dari 2 jam untuk menjelajahi tempat bersejarah ini.
Menurut sejarah, Hierapolis didirikan oleh Eumenes II, Raja Pergamus (197-159 SM). Hierapolis mungkin sebenarnya telah dibentuk hampir pada abad ke-4 SM oleh Raja-Raja Seleukus. Nama kota itu mungkin berasal dari Hiera, istri Telephus (anak dari Hercules dan cucu Zeus), pendiri mitos Pergamus. Hierapolis telah diserahkan Ke Roma pada 133 SM bersama dengan sisa Kerajaan Pergamene, dan menjadi bagian dari Provinsi Romawi Di Asia. Kota ini dihancurkan oleh gempa bumi di 60 AD, tetapi dibangun kembali dan mencapai puncaknya pada abad ke-2 dan ke-3.
Terdapat banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah disini berupa candi-candi, gereja-gereja dan ada Teater Hierapolis yang terawat baik, kita bisa melihatnya terutama bangunan panggung yang indah dihiasi dengan relief. Teater Hierapolis dibangun sekitar 200 SM dan bisa menampung hingga 20.000 penonton.














Travertines
merupakan sebuah kolam yang berisi air panas dan travertine putih, yang berada di Provinsi Denizli. Secara keseluruhan, sumber air panas ini memiliki panjang 2.700 meter, lebar 600 meter, dan tinggi 160 meter. Sumber air panas ini memang cukup besar karena terbentuk dari 17 sumber air panas yang bergabung menjadi satu. Suhu  air di Pamukkale mencapai 35 derajat Celcius sampai 100 derajat Celcius.
Sebuah pemandangan efek yang luar biasa dibuat ketika air hangat kaya mineral yang memiliki suhu 35° C ini jatuh dari puncak gunung ke lereng sehingga menciptakan kontur yang eksotis. Sumber air panas ini tampak seperti tumpukan kapas berwarna putih. Warna putih tersebut berasal dari hidrogen karbonat dan kalsium yang terkandung dalam air panas. Akibat kandungan dalam air panas yang selalu meningkat ini, lama-kelamaan lokasi keluarnya air panas ini membentuk lapisan kapur putih dan menyerupai air terjun beku. Dari kejauhan Travertines terlihat seperti kolam bertingkat dengan air panas di dalamnya.
Mata air panas di Hierapolis (yang masih menarik pengunjung hari ini) diyakini memiliki sifat penyembuhan, dan kebanyakan orang datang ke tempat ini untuk sekedar merendam kaki atau mandi di air yang dianggap kaya akan penyembuhan berbagai penyakit. Pengunjung percaya, berendam di kolam air panas mengalir yang kaya akan kandungan mineral bisa mengobati penyakit rematik, penyakit kulit, dan kelelahan saraf. Meski demikian, tak jarang pula yang datang hanya untuk berwisata dan berfoto ria. Pada saat berkunjung kesini diwaktu musim dingin tentu saja kawah-kawah air tersebut sebagian menjadi beku. Namun air yang kita rasakan masih tetap hangat, sehingga kawasan disini seperti terlihat banyak diselimuti oleh kabut putih.
Dengan uang sebesar 25 Lira (12 Euro), wisatawan bisa berendam dan menikmati air panas setelah lelah seharian menempuh perjalanan. Di sini juga terdapat restoran dan toko suvenir, di mana wisatawan bisa menikmati makan siang dan membeli oleh-oleh khas Pamukkale.



Hati-hati bagi anda yang ingin berendam atau sekedar jalan-jalan di mata air ini. Anda wajib membuka sandal / sepatu anda, dan berjalanlah perlahan-lahan, karena sangat licin. Namun sayangnya, pengunjung tidak lagi diizinkan untuk berjalan diatas demi melindunginya dari kerusakan.



Sumber :
1. http://duniawisata.master.web.id/wordpress/?p=3086
2. http://www.cheria-travel.com/2013/03/Pamukkale-Wisata-Pemandian-Air-Panas-Turki.html
3. http://irfanchemist.wordpress.com/2011/12/23/trip-to-turkey-part-1-pamukkale/
4. http://www.tripadvisor.co.id/